BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masa remaja merupakan masa dimana seseorang
mengalami kelabilan dalam berfikir yang
tercermin pada perilakunya, baik melakukan kenakalan-kenakalan maupun
penyimpangan. Hal ini disebabkan masa remaja merupakan masa mencari identitas, para
remaja mencari simbol status untuk mendapatkan seperti apakah dirinya
sebenarnya.Kurangnya binaan dan pengawasan akan membuat remaja
berperilaku menyimpang seperti melanggar norma-norma agama, etika, peraturan
sekolah, keluarga, dan lain-lain. Remaja yang melakukan penyimpangan terhadap
norma-norma hukum disebut dengan kenakalan, kenakalan tersebut seperti(aneh
cari lg)keributan, perkelahian, perusakan pemakaian obat-obat terlarang
(NARKOBA)dan lain-lain.Seperti yang didefinisikan oleh M. Gold dan J. Petronio (Weiner, 1980:
497) mengenai penyimpangan perilaku remaja dalam arti kenakalan anak (juvenile delinquency), yaitu sebagai
berikut :
“Kenakalan
anak adalah tindakan oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar
hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya itu
sempat diketahui oleh peugas hukum ia bisa dikenai hukuman.”
Adapun jenis-jenis dari kenakalan remaja yang dikemukakan oleh Jensen (1985), yaitu :
1.
Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada
orang lain. Misalnya perkelahian, pemerkosaan, perampokan, pembunuhan dan
lain-lain.
2.
Kenakalan yang menimbulkan korban materi.
Misalnya perusakan, pencopetan, pemerasan dan lain-lain.
3.
Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan
korban di pihak orang lain. Misalnya
pelacuran, penyalahgunaan obat, hubungan seks sebelum pernikahan dan lain-lain.
4.
Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari
status pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara
kabur dari rumah dan lain-lain.
Konsep
diri merupakan penilaian terhadap karakter, kekuatan dan kelemahan diri
seseorang. Anak-anak dan para remaja cenderung berperilaku dengan cara-cara
yang mencerminkan keyakinan mereka tentang diri mereka sendiri. Umumnya, para remaja
yang memiliki persepsi diri yang positif cenderung berhasil secara akademis, sosial dan fisik (Caldwell,
Rudolph, Troop-Gordon & Kim, 2004; Ma & Kishor, 1997; Marsh &
Craven, 2006; Valentine, DuBois & Cooper, 2004). Dan siswa yang memiliki
persepsi diri yang negatif cenderung menghindari tantangan yang sesungguhnya
mampu meningkatkan pertumbuhan kognitif dan sosial mereka (Asor & pajares,
2004).Brooks
dan Emmert(dalam Rahmat, 1996)berpendapat,dari ungkapan tersebut terdapat perbedaan
karakteristik
seseorang dengan konsep diri positif dan seseorang dengan konsep diri negatif.
Perbedaan tersebut dapat ditunjukkan melalui beberapa indicator
sebagai berikut: (pindahkeun kaluhur)
a.
Orang dengan konsep diri positif, dapat dilihat
jika mereka :
1.
Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah
2.
Merasa setara atau sederajat dengan orang lain
3.
Menerima pujian tanpa rasa malu
4.
Menyadari bahwa setiap orang memilki berbagai
perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya dapat diterima oleh
masyarakat
5.
Memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri sendiri
6.
Memiliki kesanggupan dalam mengungkapkan aspek
yang tidak disenangi dan berusaha untuk merubahnya.
b.
Orang dengan konsep diri negatif, dapat dilihat
jika mereka :
2.
Cenderung menghindari dialog yang terbuka
3.
Selalu mempertahankan pendapat dengan berbagai
logika yang keliru
4.
Sangat respek terhadap berbagai pujian yang
ditujukan pada dirinya dan segala atribut atau embel-embel yang menunjang harga
dirinya menjadi pusat perhatiannya
5.
Memiliki kecenderungan bersikap hiperkritis
terhadap orang lain
6.
Jarang bahkan tidak pernah mengungkapkan
penghargaan atau pengakuan terhadap kelebihan orang lain
7.
Memiliki perasaan mudah marah, cenderung mengeluh
dan meremehkan orang lain
8.
Merasa tidak disenangi dan tidak diperhatikan oleh
orang banyak, karena itulah cenderung bereaksi untuk menciptakan permusuhan
9.
Tidak mau menyalahkan diri sendiri namun selalu
memandang dirinya sebagai korban dari sistem sosial yang tidak benar
10. Pesimis terhadap segala
yang bersifat kompetitif, enggan bersaing dan berprestasi, serta tidak berdaya
melawan persaingan yang merugikan dirinya.
Jika dilihat dari
permasalahan tersebut, pengembangan konsep diri dengan perilaku kenakalan sangat erat kaitannya, “bahwa perilaku menyimpang merupakan gejala
yang menjadi tanda bagi konsep diri yang negatif yang bersifat tidak memiliki
integritas dan kemantapan diri” (Calhoum
dan Cocella, 1990:65).
Maka penting halnya untuk para remaja mendapat bimbingan dan binaan baik
dari orangtua, guru dan masyarakat sekitar agar mereka memiliki konsep diri
yang positif dan jauh dari kenakalan dan penyimpangan. Peran orang tua sangat
besar terhadap pembentukan konsep diri remaja, karena dalam keluargalah anak
pertama kali belajar. Dengan memberikan dorongan (support) terhadap minat pada
anak, maka akan memberikan konstribusi yang sangat besar bagi pembentukan
konsep diri remaja. Selain oleh orang tua, sekolahpun mempunyai peranan yang
sangat penting karena sekolah
merupakan tempat yang signifikan bagi pengembangan konsep diri siswa, karena sekolah
merupakan suatu lembaga pendidikan tempat mengembangankan ilmu yang bersifat intelektual maupun emosional. Disini guru berperan penting dalam
membimbing dan mendukung siswa untuk memiliki jiwa, tujuan dan semangat yang
positif. Baik melalui bidang akademik (intrakulikuler) maupun non-akademik
(ekstrakulikuler)
Dalam
bidang non-akademik, sekolah memfasilitasi pengembangan siswa melalui pengadaan
ekstrakulikuler baik kegiatan yang bersifat olahraga maupun non-olahraga, hal
ini sangat penting terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan akademis.Dengan
adanya minat mengikuti kegiatan ekstrakulikuler diharapkan dapat membantu para
remaja dalam pembentukan konsep dirinya.
Salah
satu kegiatan ekstrakulikuler yang banyak diminati oleh para siswa dan siswi
SMA Negeri 1 Cigombong adalah ekstrakulikuler Taekwondo. Ekstrakulikuler Taekwondo merupakan olahraga
beladiri dimana selain fisik dan jiwa yang digembleng, dalam
taekwondojuga diajarkan sikap-sikap luhur, disiplin, berani, jujur, rendah hati,
dan sebagainya, yang mana sifat-sifat ini diambil dari ajaran-ajaran agama.
Taekwondo mengandung aspek filosofi yang mendalam,dengan mempelajari
pikiran, jiwa dan raga secara menyeluruhpara siswa yang mengikuti
kegiatan ini diharapkan dapat mengenali dirinya, yang akhirnyakonsep dirisiswaakan tumbuh dan berkembang secara positif.
Seperti yang dikemukakan oleh Lelana
(2006: 14) mengenai olahraga beladiri :
1.
Menambah kepercayaan diri.
2.
Disamping melatih fisik, juga melatih mental
dan pikiran.
3.
Menimbulkan kewaspadaan yang tinggi.
4.
Memupuk kegesitan dan kelincahan mental
5.
Lebih menumbuhkan jiwa ksatria
6.
Mempertebal kedisiplinan dan keuletan yang
lebih tinggi karena sifat latihannya yang sulit dan lama.
7.
Melatih untuk lebih banyak berfikir di
samping hanya sekedar menggunakan otot belakang.
Dari pembahasan masalah diatas, dengan disediakannya
wadah dan dengan disertaidukungan minat para siswa terhadap kegiatan
ekstrakulikuler taekwondo, diharapkan dapat membantu para siswa terutama para
siswa yang bermasalah dalam membentuk konsep dirinyasehingga dapat mengurangi
kenakalan dan penyimpangan remaja yang semakin meningkat. Maka dari itu,
peneliti akan melakukan penelitian agar diperoleh gambaran yang jelas dan
objektif terhadap pembahasan tersebut dan hasilnya akan mengisi laporan
penulisan skripsi yang diajukan sebagai salah satu syarat kesarjanaan penulis.
Adapun judul skripsi yang dimaksud, yaitu “Dukungan
Motivasi Mengikuti Kegiatan Ekstrakulikuler Taekwondo Terhadap Konsep Diri
Siswa SMA Negeri 1 Cigombong”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan bahwa masalah penulis berawal dari banyaknya kenakalan-kenakalan dan
penyimpangan remaja yang terjadidimana dipicu oleh pencarian identitas diri
yang dapat diarahkan kepada kegiatan yang positif seperti mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler taekwondo, penulis akan meneliti agar memperoleh gambaran yang
jelas dan objektif terhadap pembahasan tersebut. Maka penulismerumuskan
permasalahan penelitian yaitu, “ Apakah dengan
adanya dukungan motivasi mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler Taekwondo dapat
membentuk Konsep diri Siswa?”.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah
dikemukakan,tujuan dari penelitian ini adalah “untuk mengetahui apakah ada dukungan
motivasi mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler taekwondo terhadap pembentukan konsep diri siswa.”
D. Manfaat Penelitian
Dengan telah dilakukannya penelitian“Dukungan Motivasi Mengikuti Kegiatan Ekstrakulikuler
Taekwondo Terhadap Konsep Diri Siswa SMA Negeri 1 Cigombong”penulis
berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak. Adapun harapan yang lain yang diinginkan oleh penulis
adalah sebagai berikut :
1.
Manfaat Teoritis
Hasil
dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa pengetahuan
mengenai dukungan motivasi mengikuti kegiatan ekstakulikuler taekwondo terhadap
konsep diri siswa.
2.
Manfaat Praktis
a.
Berkurangnya keresahan dilingkungan
masyarakat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja.
b.
Memberikan informasi kepada guru mengenai
kegiatan ekstrakulikuler taekwondo yang dapat membentuk konsep diri siswa.
c.
Bagi siswa itu sendiri, dengan mengenali
siapa dirinya maka siswa akan lebih bisa mengontrol diri dan dapat
memilah-milah mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang tidak baik
dilakukan.
E. Batasan Masalah
Penulis membatasi penelitian untuk
menghindari timbulnya penafsiran yang menyimpang dan untuk memudahkan
penelitian serta mendapatkan hasil yang aktual. Pembatasan penelitian tersebut
adalah “Dukungan Motivasi Mengikuti Kegiatan Ekstrakulikuler
Taekwondo Terhadap Konsep Diri Siswa SMA Negeri 1 Cigombong”. Sasaran dari penelitian ini
adalah siswa-siswi Kelas X dan XI Sekolah Negeri 1 Cigombong yang mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler Taekwondo.
F. Batasan Istilah
Agar
dalam penelitian ini tidak terjadi salah penafsiran, oleh karena itu dalam
penelitian ini penulismembatasi istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini,
sebagai berikut :
·
Dukungan
dapat diartikan :
Upaya dalam hal memberikan arahan atau
masukan terhadap sesuatu yang bersifat moril atau materil demi tercapainya
sesuatu yang diharapkan.
·
Motivasi
·
Ekstrakurikuler
menurut Depdikbud, adalah :
(diperjelas meggunakan tahun)
“Kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan di
sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa,
mengenai hubungan antar mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta
melengkapi pembinaan manusia seutuhnya.”
·
Konsep Diri menurut Hurlock, menjelaskan :
“Konsep
diri adalah kesan (image) individu mengenai karakteristik dirinya, yang
mencakup katakteristik fisik, sosial, psikologis, emosional, aspirasi, dan
prestasi ”.
·
Konsep Diri dalam penelitian ini,
menjelaskan
“Konsep diri merupakan cara memandang dirinya sendiri melalui
perasaan (feeling), penilaian atau pandangan terhadap diri sendiri melalui
kesan (image) tentang karakteristik fisik (Perceptual), psikologis (Conceptual), Sikap
(Attitudinal) dan apersepsi diri yang tertuang secara subjektif terhadap apa
yang dimiliki oleh individu itu sendiri “.
G. Anggapan Dasar dan Hipotesis
Konsep
diri adalah penilaian terhadap karakter, kekuatan dan kelemahan diri seseorang.
Siswa yang memiliki konsep diri positif, cenderung menilai kemampuan dan
percaya akan dirinya dengan positif, sehingga tingkah laku yang ia lakukan
dengan lingkungan baik.Sebaliknya siswa yang memiliki sikap negatif, cenderung
akan menarik diri dari lingkungan, pesimisdan merasa tidak disenangi yang
nantinya akan cenderung membangun rasa permusuhan terhadap lingkungan,yang
akhirnya dapat menimbulkan keresahan dilingkungan masyarakat yang diakibatkan
oleh kenakalan dan penyimpangan dari remaja-remaja yang memiliki sikap negatif.
Maka
dari itu untuk menghindari hal tersebut, perlu adanya binaan dan bimbingan
terhadap remaja yang memiliki sikap negatif baik dari orangtua maupun guru.
Orangtua harus bisa menciptakan suasana rumah yang nyaman dan menyenangkan bagi
anak seperti dengan memberikan kasih sayang dan perhatian.
Guru
sebagai pendidik dapat mengarahkan siswa untuk memiliki sikap yang positif baik
melalui akademik maupun non-akademik. Non akademik dapat difasilitasi dengan diadakannya
ekstrakulikuler yang dapat mengembangkan hobi, kreatifitas dan dapat pula
membentuk konsep diri siswa. Dengan adanya wadah bagi para siswa, diharapkan
siswa dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan yang positif, sehingga
kenakalan dan penyimpangan yang terjadi dapat diminimalisir.
Siswa
harus diberi dukungan terhadap kegiatan yang mereka minati, baik dukungan
eksternal maupun internal. Dukungan ektsernal dapat diberikan oleh orang tua,
guru, teman dan lain-lain. Disekolah tentunya oleh guru, guru dapat memberikan
dukungan terhadap minat siswa melalui diadakannya ekstrakulikuler. Dengan
begitu minat para siswa dapat tersalurkan dengan bimbingan dan pengawasan guru.
Yang paling besar pengaruhnya adalah dukungan internal karena berasal dari
dalam diri siswa, dengan tekad dan motivasi yang tinggi mereka pasti akan
menjiwai minat yang mereka geluti sehingga dapat membentuk kebiasaan yang
positif dalam diri mereka sesuai dengan filosofi kegiatan yang mereka minati.
Dalam
penelitian penulis berorientasi kepada ekstrakulikuler Taekwondo, Taekwondo sendiri
mengandung
aspek filosofi yang mendalam,dalam olahraga beladiri ini mempelajari pikiran, jiwa
dan raga secara menyeluruh. Mempelajari pikiran dan jiwa dapat dilatih
dari teknik keindahan, dalam taekwondo di sebut Poomse. Poomse terdiri dari dua bentuk rangkaian yaitu Poom dan Se yang berarti rangkain bentuk gerakan. Gerakan poomse dibagi menjadi dua yaitu untuk
yang belum mencapai tingkatan sabuk hitam disebut tae geuk dan yang sudah
mencapai sabuk hitam yaitu Kor Yo
(Dan 1), Keum Gang (Dan 2), Tae Back (Dan 3), Pyon Won (Dan 4), Ship Jin (Dan
4, Dan 5), Ji Tae (Dan 5, Dan 6), Chun Kwon (Dan 6), Han Soo (Dan 7), IL Yeo
(Dan 8).
Poomse Tae Geuk adalah poomse dasar dalam Tae Kwon Do.Tae berarti
keagungan dan Geuk berarti keabadian, dengan demikian dapat disimpulkan tae
geuk tidak berbentuk, tanpa permulaan dan akhir, segala sesuatu berawal dari
keagungan dan keabadian. Tae Geuk mengikuti hukum alam yang disebut dengan Teori
Ying Yang (Im yang) atau di Korea dikenal dengan nama Um Yang.Arti pada setiap
tingkatan Tae Geuk Poomse adalah sebagai berikut:
- Tae Geuk 1 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip
Keon dari Pal Gwe. Melambangkan sesuatu yang besar dan maha agung yang
menjadi asal dari segala sesuatu. Keon merupakan permulaan segala sesuatu
yang ada di bumi dan menjadi sumber penciptaan serta kekuatan yang berasal
dari langit. Langit pula yang memberikan cahaya matahari dan hujan yang
membuat segala sesuatu tetap tumbuh dan hidup. Tae Geuk 1 bersifat
sederhana namun dilakukan dengan penuh kekuatan dan menampakkan
keperkasaan sesuai wataknya.
- Tae Geuk 2 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip
Tae dari Pal Gwe. Melambangkan keteguhan hati dan kelemahlembutan. Dalam
Tae batin seseorang tetap teguh namun gayanya tampak lemah lembut
mengatasi keadaan dengan senyuman dan kebajikan. Tae Geuk 2 ini harus
dilakukan dengan lemah lembut namun penuh kekuatan.
- Tae Geuk 3 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip
Ri dari Pal Gwe. Melambangkan matahari dan api yang memberikan cahaya,
kehangatan dan harapan. Tae Geuk 3 harus dilakukan dengan penuh semangat
dan daya yang variatif.
- Tae Geuk 4 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip
Jin dari Pal Gwe. Melambangkan guntur dan kilat yang menimbulkan panic dan
ketakutan namun langit yang biru dan sinar matahari yang cerah akan muncul
kembali. Prinsip ini menyarankan pada kita bahwa dalam menghadapi bahaya
dan ketakutan seharusnya kita bersikap tenang dan berani, karena kita
yakin bahwa setelah bahaya lewat akan ada masa yang cerah. Tae Geuk 4 ada
beberapa gerakan yang sulit dan memerlukan ketenangan serta keseimbangan
yang baik saat melaksanakannya.
- Tae Geuk 5 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip
Seon dari Pal Gwe. Melambangkan angina yang pembawaan aslinya halus dan
menghembus sepoi-sepoi namun dapat menjadi dasyat seperti badai.
Melambangakn sifat kerendahan dan kebaikan hati yang harus dilakukan terus
menerus seperti angina yang selalu berhembus. Tae Geuk ini terlihat
gerakan yang berulang-ulang, monoton namun sesekali menyentak dengan kuat.
- Tae Geuk 6 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip
Gam dari Pal Gwe. Melambangkan air yang merupakan elemen paling fleksibel,
bentuknya berubah-ubah namun tidak berubah pada hakekatnya. Yang
memberikan pengertian bahwa berbagai kesulitan dan penderitaan yang kita
alami dapat diatasi jika kita tetap maju dan berbekal rasa percaya diri
yang kuat.
- Tae Geuk 7 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip
Gan dari Pal Gwe. Melambangkan gunung yang menjadi symbol kestabilan
karena dianggap tidak pernah bergerak dan puncaknya mengingatkan kita
untuk tahu kapan kita harus bertindak dan kapan saatnya berhenti.
Mengajarkan agar kita bertindak tidak gegabah. Tae Geuk 7 ini dilakukan
dengan penuh ketenangan, namun tetap terlihat kokoh dan mantap.
- Tae Geuk 8 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip
Gon dari Pal Gwe. Melambangkan bumi yang kokoh, kuat dan bertenaga. Bumi
merupakan sumber kehidupan dimana segala mahluk hidup dan tumbuh. Bumi
dianggap sebagai ciptaan kekuatan dari langit. Tae Geuk 8 merupakan tae
geuk terakhir, yang diharapkan dapat memperbaiki dan memperkokoh dasar
kita sebelum mencapai tingkatan Dan.
Pada tekwondo ada teknik Kyorugi atau pertarungan. Kyorugiadalah latihan yang
mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang
bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.
Setelah
penjelasan taekwondo dikemukakan, terlihat jelas bahwa olahraga bela diri ini
selain untuk mempertahankan diri dari kejahatan dapat juga membentuk konsep
diri bagi siswa dikarenakan unsur-unsur fiosofis yang terkandung didalamnya
serta dari hasil latihan yang ulet dan tekun. Semoga dengan diarahkannya para
siswa kepada kegiatan yang positif dapat mengurangi masalah kenakalan remaja
yang marak dewasa ini.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode
Penelitian
Metode
penelitian merupakan suatu cara untuk mendapatkan hasil penelitian yang
diperoleh dari data, menganalisa dan menyimpulkan penelitian. Metode yang saya
gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah
menggambarkan keadaan yang ada pada masa sekarang.
B. Desain
Penelitian
Siswa
SMU Negeri 1 Cigombong
– Bogor Tahun
|
Kendala
yang terjadi dalam dunia pendidikan mengenai tingkat kenakalan remaja yang
semakin meningkat, serta masih rendahnya konsep diri siswa dalam menilai
individunya sendiri berkaitan dengan dukungan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
taekwondo
|
Dukungan motivasi mengikuti kegiatan ekskul
Taekwondo terhadap konsep diri siswa SMA Negeri 1 Cigombong
|
Temuan Penelitian
|
C. Variabel
Variabel
dalam penelitian ini termasuk variabel
kualitatif dan terbagi atas variabel-variabel :
a. Variabel Bebas (Variabel X) adalah variabel
yang tidak dipengaruhi oleh variabel yang lain. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas yaitu : dukungan motivasi
b. Variabel terikat (Variabel Y) adalah variabel
yang dipengaruhi oleh variabel yang lain. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat yaitu : Konsep diri siswa SMA N 1 Cigombong.
Secara sistematis hubungan kedua variabel
dapat dilihat dalam bagan berikut ini :
VARIABEL X
|
VARIABEL Y
|
Dukungan Motivasi
|
Konsep
diri siswa
SMU
Negeri 1 Cigombong
|
D. Populasi
dan Sampel
1.
Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
semua siswa Kelas X
dan XI SMU Negeri 1 Cigombong
– Bogor yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tahun ajaran 2011 – 2012 sejumlah 300 siswa.
2.
Sampel
mengingat jumlah populasi lebih dari 100
orang, maka penulis mengambil sampel 15 % dari jumlah siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, maka
penulis dalam penelitian ini mengambil sampel sejumlah 40 siswa.
E. Instrumen
Penelitian
Instrumen
penelitian pada penelitian ini adalah menggunakan angket yang sisitemnya
tertutup, artinya peneliti telah memiliki jawaban atas pertanyaan.Langkah pertama dalam pembuatan instrumen adalah memuat kisi-kisi
berdasarkan indikator konsep diri menurut Hurlock (1978), serta prosedur
pembuatan instrumen yang baik seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto
(2002), di bawah ini :
1.
Perencanaan, meliputi
perumusan tujuan, menentukan variabel, kategirisasi variabel. Untuk tes, langkah ini meliputi perumusan
tujuan dan pembuatan tabel spesifikasi.
2.
Penulis butir soal, atau
item kuesioner, penyusunan skala.
3.
Penyuntingan, yaitu
melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan surat pengantar, kunci jawaban,
dan lain-lain yang perlu.
4.
Uji coba, baik dalam
skala kecil maupun besar.
5.
Penganalisaan hasil,
analisis item, melihat jawaban peninjauan saran-saran, dan sebagainya.
6.
Mengadakan revisi,
terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dengan mendasarkan diri pada data
yang diperoleh sewaktu uji-coba.
F. Pelaksanaan
Penelitian
Pelaksanaan
pengisian angket dilaksanakan setelah proses kegiatan belajar mengajar selesai atau pada hari krida kegiatan
ekstrakurikuler. Dengan demikian
pelaksanaan pengisian angket tersebut tidak mengganggu kegiatan belajar
mengajar.Maka dari itu, proses penyebaran dan pengisian angket dapat berjalan
dengan baik.
G. Rancangan
Analisis Data
Teknik analisis
data diarahkan pada pengujian hipotesis yang diajukan serta menjawab rumusan masalah yang diajukan.Uji statistik yang digunakan dalam
menganalisis data terlebih dahulu harus diperhatikan apakah data tersebut
nominal atau ordinal, maka pengolahan datanya adalah non parametrik, sedangkan
jika datanya berskala interval atau rasio maka pengolahan datanya melalui
analisis parametrik.
Menetapkan rumus
statistik. Rumus-rumus statistik yang
dipergunakan untuk mengolah data dan menguji distribusi normalitas adalah :
a.
Menyusun
data distribusi frekuensi melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Menghitung
rentang (R) dengan rumus :
R = nilai terbesar –
nilai terkecil
2)
Menentukan
banyaknya kelas (K) dengan rumus :
K = 1 + 3.3 Log n
b.
Menentukan
rata-rata (maen) dan simapangan baku dengan rumus yang dikembangkan oleh
Sudjana sebagai berikut ini :
1)
Nilai
rata-rata (mean)
2)
Simpangan
baku (S)
c.
Uji
normalitas distribusi frekuensi. Rumus-rumus yang digunakan untuk menguji
normalitas distribusi frekuensi ini adalah :
Kriteria hasil pengujian uji normalitas
distribusi frekuensi adalah : tolak Ho jika x2 hitung >
Tidak ada komentar:
Posting Komentar